Senin, 07 Mei 2012

HAKEKAT BELAJAR



I
stilah belajar bukanlah merupakan istilah asing dalam kehidupan manusia, karena istilah ini selalu diungkapkan atau dilakukan oleh setiap orang yang  ingin menambah atau meningkatkan pengetahuan. Melalui kegiatan belajar maka pengetahuan dapat meningkat, baik secara kuantitas maupun kualitas.  Pengetahuan sebagai hasil dari pengalaman belajar tersebut  menjadi kesiapan bagi dirinya untuk merespon berbagai rangsangan baru yang datang. Kondisi ini menjadi ukuran  bahwa seseorang memiliki wawasan keilmuan yang banyak atau tidak.
Kegiatan belajar yang dialami oleh setiap orang sangat berragam, ada yang  dilakukan secara sengaja dan dirancang tetapi di balik itu terdapat pula kegiatan belajar yang  berlangsung tanpa kesengajaan dan rancangan. Kegiatan belajar yang diselenggarakan secara sengaja dan memiliki rancangan terjadi pada sekolah, pelatihan, kursus, tutorial dan bentuk penyelenggaraan belajar lainnya yang penyelenggaraannya diawali dengan adanya rancangan pembelajaran secara definitif. Sedangkan kegiatan belajar yang berlangsung tanpa adanya kesengajaan dan rancangan terjadi sepanjang kehidupan manusia  atau  life long learning”  dalam makna di mana pun dan kapan pun  dapat terjadi peristiwa belajar. Kegiatan belajar tersebut berlangsung  dengan tanpa adanya rancangan bahwa mereka akan belajar, tetapi akibat adanya interaksi dan keinginan dari orang tersebut maka terjadilah kegiatan belajar.
Peristiwa lain yang terjadi dalam  kegiatan belajar, adakalanya serombongan orang yang belajar dalam peristiwa belajar yang sama memperolah pengalaman belajar yang berragam, sehingga hasil belajarnya memiliki perbedaan kadar kuantitas maupun kualitasnya. Padahal dalam peristiwa belajar tersebut mereka berada dalam ruangan, informasi bahan belajar, sumber belajar, dan peralatan belajar yang sama. Tetapi pada akhirnya setiap orang memperoleh pengalaman belajar dan hasil belajar yang berragam. Hal ini mungkin pernah dialami atau dapat dilihat dalam kasus-kasus penyelenggaraan belajar yang berlangsung selama ini. Mengapa terdapat siswa yang lulus dan siswa yang harus mengulang. Mengapa terdapat siswa yang  memperoleh hasil skor  yang tinggi, dan juga terdapat siswa yang memperoleh skor yang sedang dan rendah.  Bahkan walaupun skor perolehannya sama Mengapa terdapat perbedaan kualitas pemahaman, pada bagian tertentu seseorang sangat memahami dan yang lainnya tidak dapat memahami, akan tetapi pada bagian lain ia kurang memahami sedangkan lainnya lebih memahami atau sama-sama tidak memahaminya. Padahal mereka belajar secara bersama-sama dalam rombongan belajar yang sama. 

Dari contoh kasus di atas menunjukkan bahwa sebenarnya kegiatan belajar itu adalah unik, tidak dapat dipukul rata, dan tidak dapat disamakan dengan proses mesin  - yang memproses bahan mentah yang sama dan menggunakan mesin yang sama, maka akan menghasilkan produk yang sama sesuai dengan rancangan produksi itu sendiri. Peristiwa belajar (khusus pada manusia) memiliki sejumlah faktor yang mempengaruhinya dan  ikut terlibat dalam  proses belajar yang terdapat pada diri setiap orang. Keragaman faktor yang diperoleh oleh setiap orang akan ikut terlibat  memproses kegiatan belajar yang berlangsung pada diri orang tersebut. Kondisi ini diduga yang banyak memberikan warna mengapa perolehan hasil belajar untuk setiap orang berragam, padahal berada dalam peristiwa belajar yang sama.
Kondisi ini yang banyak mendorong para ahli untuk terus mengkaji, Apa sebenarnya  hakekat belajar tersebut, dan Bagaimana peristiwa belajar pada diri seseorang itu terjadi. Hasil kajian yang banyak disimpulkan selama ini adalah bahwa belajar pada hakekatnya bersifat verbal, terjadi pada proses mental atau psikis setiap orang. Didasarkan atas pemahaman tersebut,  para ahli  baru dapat mengkaji hal-hal yang nampak terjadi manakala seseorang melangsungkan  kegiatan belajar, mencakup  tingkah laku belajar, proses seseorang mempelajari bahan belajar yang riil, dan perolehan pengetahuan setelah seseorang terlibat dalam peristiwa belajar. Pemahaman tersebut didasarkan atas hasil  pengamatan atau tes. Sedangkan yang sebenarnya terjadi pada saat proses mental atau psikis itu  belum dapat diungkapkan secara pasti.
Didasarkan atas kajian tersebut maka terdapat keragaman minat  para ahli untuk membahas makna belajar tersebut, dan hal ini yang melahirkan berbagai teori belajar yang menurunkan makna belajar sesuai dengan kajiannya masing-masing.


 

7 komentar:

  1. "belajar",... kata yang menarik Pa ^^ dan akan menghasilkan kajian yang menarik pula. Kembali lagi bahwa manusia merupakan individu yang unik, kalau kata Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl otak manusia merupakan hutan belantara disana ada ekosistem dan hukum rimba, triger pengalaman yang kita alami selama kita kecil sampai dewasa membuat manusia menjadi individu yang lebih unik dengan pengalaman dan kesenangan belajar masing-masing.

    mungkin apa yang Bapak utarakan mengenai hakekat pembelajaran mengalami pradigma yang terus bergeser sesuai dengan perkembangan zaman dan pola pikir manusia memandang belajar itu sendiri, dan menurut Colin dan Malcolm di abad ke 21 ini kita harus menfasilitasi kehebatan berpikir manusia dalam memanfaatkan fungsi otak baik itu siswa maupun kita sendiri sebagai pembelajar pendidikan, dengan hal ini kita akan melihat kehebatan-kehebatan manusia yang berpikir dengan dengan memanfaatkan otak kiri dan otak kanan.

    dan pada akhirnya mari kita bersiap dengan keanekaragaman teori belajar pada abad yang berjalan cepat dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuannya.

    BalasHapus
  2. Mengawali dengan pengalaman pribadi; Saya sewaktu belajar di SMA termasuk siswa yang baru bisa memahami lebih mendalam materi pelajaran setelah diulang-ulang berkali-kali. Ini alasan mengapa saya wajib belajar dan membuka buku kembali setiap sebelum tidur, tujuannya satu, supaya saya tidak tertinggal materi pelajaran yang sudah diajarkan.

    Berangkat dari pengalaman itu, akhirnya saya sepakat dengan apa yang diuraikan pada artikel diatas bahwa memang pada intinya setiap peserta didik memiliki cara dan gaya belajar masing-masing. Hal ini yang mendorong para pelaku pendidikan (dalam hal ini guru) untuk dapat memahami hakikat belajar secara utuh, dimana proses belajar yang berkualitas tentu akan menciptakan hasil yang berkualitas pula.

    Perkembangan pemikiran hakikat belajar dewasa ini terus menggiring kita pada pemahaman bahwa hasil belajar yang baik perlu melewati proses yang panjang (guru harus mengenal siswa secara utuh baik karakter dan segala kebutuhannya, guru memilih materi, metode serta media yang tepat dll). Inilah yang akhirnya menjadi perhatian kita khususnya para pengembang teknologi pendidikan dalam menciptakan kondisi belajar yang dapat mendorong pada hasil yang berkualitas.

    BalasHapus
  3. Pada dasarnya proses belajar mengajar dapat mennyatukan setiap komponen dalam pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, media pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Seorang guru harus dapat memahami setiap komponen sistem pembelajaran tersebut.
    Didalam lingkungan keluarga, peran orangtua sangat penting dalam perkembangan anaknya. Orangtua sebaiknya dapat mengontrol dan mengawasi segala aktifitas yang dilakukan anaknya misalnya membuat jadwal kegiatan yang harus dilakukan anak, termasuk dalam hal belajar.
    Cara belajar setiap anak yang berbeda - berbeda menuntut seorang guru untuk memahami perbedaan individual siswa agar hasil yang diaharapkan dapat tercapai.
    Jadi, peningkatan mutu pendidikan tidak hanya tanggung jawab pihak sekolah (guru) tetapi semua yang terlibat di dalamnya (siswa, orangtua, guru ,dan masyarakat serta lembaga yang terkait).

    BalasHapus
    Balasan
    1. hadeuuhhh...punten temen2,bpk2, ibu2....komentarnya salah halaman,,komentar tersebut untuk Tingkah Laku belajar ...^^

      Hapus
  4. Seperti yang Bapak katakan, belajar itu merupakan sesuatu yang beragam, baik dari proses maupun hasilnya. Prosesnya pun ada yang disengaja dan ada yang tidak disengaja. Banyak faktor keberagaman yang mempengaruhi hasil belajar seperti motivasi rendah, lingkungan tempat tinggal tidak kondusif, keluarga dan lainnya.

    Saya merasa sampai kapanpun kita tidak akan pernah bisa menyamaratakan suatu hasil belajar, karena keberagaman faktor tadi, terlebih ini berkaitan dengan faktor psikologi yang mana akan sukar sekali untuk diteliti dan dimanipulasi.

    BalasHapus
  5. Pada hakekatnya belajar adalah proses dari tidak tahu menjai tahu. Manusia diwajibkan untuk belajar sepanjang hidupnya sesuai fitrahnya, dalam dunia pendidikan pun kita kenal dengan istilah "long life learning"

    Perkembangan zaman telah menggeser hakikat pembelajaran dari masa ke masa, keanekaragaman teori telah memberiakan pengaruh terhadap pengertian belajar yang terus berkembang bersama perkembangan teknologi yang mempengaruhi proses pembelajaran. Perkembangan teknologi memudahkan belajar bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.

    BalasHapus
  6. Secara awam banyak yang mengartikan belajar sebagai proses transfer informasi, sehingga terjadi suatu perolehan pengetahuan pada diri individu. Ada pribahasa yang mengatakan bahwa belajar itu dari ayunan sampai ke liang lahat. Hal ini menyatakan bahwa pada hakekatnya proses belajar itu sepanjang hayat. Mengingat proses belajar sepanjang hayat, proses belajar ini dapat terjadi dimana saja dan dengan siapa saja. Untuk lingkungan formal proses pembelajaran dapat dilakukan di lembaga pendidikan. Untuk itu proses belajar pada lembaga pendiidkan formal akan dipengaruhi oleh teori teori belajar tertentu. Salah satunya menurut teori belajar behavioristik.
    Menurut teori behavior, bahwa hakekat belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu.Agar terjadinya perubahan tingakah laku pada individu, maka ada banyak fakor yang mempengaruhinya. Sebagai manusia, individu yang melakukan kegiatan belajar, faktor potensial pribadi akan mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar. Salah satunya seperti faktor kecerdasan intelektual pribadi akan mempengaruhi keberhasilan belajar. Untuk itu dalam proses belajar merupakan hal yang wajar apabila terdapat keberagaman hasil belajar.
    Selanjutnya, mengenai defini belajar, karena beragamnya defini belajar, sangat sulit untuk menetapkan suatu generalisasi yang berlaku universal bagi hakekat belajar. Hal ini tergantung dari sudut pandang seseorang memandang hakekat beajar itu sendiri.

    BalasHapus