I
|
stilah belajar
bukanlah merupakan istilah asing dalam kehidupan manusia, karena istilah ini
selalu diungkapkan atau dilakukan oleh setiap orang yang ingin menambah atau meningkatkan pengetahuan.
Melalui kegiatan belajar maka pengetahuan dapat meningkat, baik secara
kuantitas maupun kualitas. Pengetahuan
sebagai hasil dari pengalaman belajar tersebut
menjadi kesiapan bagi dirinya untuk merespon berbagai rangsangan baru
yang datang. Kondisi ini menjadi ukuran
bahwa seseorang memiliki wawasan keilmuan yang banyak atau tidak.

Peristiwa lain yang
terjadi dalam kegiatan belajar, adakalanya
serombongan orang yang belajar dalam peristiwa belajar yang sama memperolah
pengalaman belajar yang berragam, sehingga hasil belajarnya memiliki perbedaan
kadar kuantitas maupun kualitasnya. Padahal dalam peristiwa belajar tersebut
mereka berada dalam ruangan, informasi bahan belajar, sumber belajar, dan
peralatan belajar yang sama. Tetapi pada akhirnya setiap orang memperoleh
pengalaman belajar dan hasil belajar yang berragam. Hal ini mungkin pernah
dialami atau dapat dilihat dalam kasus-kasus penyelenggaraan belajar yang
berlangsung selama ini. Mengapa terdapat siswa yang lulus dan siswa yang harus
mengulang. Mengapa terdapat siswa yang memperoleh
hasil skor yang tinggi, dan juga
terdapat siswa yang memperoleh skor yang sedang dan rendah. Bahkan walaupun skor perolehannya sama Mengapa
terdapat perbedaan kualitas pemahaman, pada bagian tertentu seseorang sangat
memahami dan yang lainnya tidak dapat memahami, akan tetapi pada bagian lain ia
kurang memahami sedangkan lainnya lebih memahami atau sama-sama tidak
memahaminya. Padahal mereka belajar secara bersama-sama dalam rombongan belajar
yang sama.
Kondisi ini yang
banyak mendorong para ahli untuk terus mengkaji, Apa sebenarnya hakekat belajar tersebut, dan Bagaimana
peristiwa belajar pada diri seseorang itu terjadi. Hasil kajian yang banyak
disimpulkan selama ini adalah bahwa belajar pada hakekatnya bersifat verbal, terjadi
pada proses mental atau psikis setiap orang. Didasarkan atas pemahaman tersebut,
para ahli baru dapat mengkaji hal-hal yang nampak
terjadi manakala seseorang melangsungkan
kegiatan belajar, mencakup
tingkah laku belajar, proses seseorang mempelajari bahan belajar yang
riil, dan perolehan pengetahuan setelah seseorang terlibat dalam peristiwa
belajar. Pemahaman tersebut didasarkan atas hasil pengamatan atau tes. Sedangkan yang
sebenarnya terjadi pada saat proses mental atau psikis itu belum dapat diungkapkan secara pasti.
Didasarkan atas
kajian tersebut maka terdapat keragaman minat
para ahli untuk membahas makna belajar tersebut, dan hal ini yang
melahirkan berbagai teori belajar yang menurunkan makna belajar sesuai dengan
kajiannya masing-masing.
"belajar",... kata yang menarik Pa ^^ dan akan menghasilkan kajian yang menarik pula. Kembali lagi bahwa manusia merupakan individu yang unik, kalau kata Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl otak manusia merupakan hutan belantara disana ada ekosistem dan hukum rimba, triger pengalaman yang kita alami selama kita kecil sampai dewasa membuat manusia menjadi individu yang lebih unik dengan pengalaman dan kesenangan belajar masing-masing.
BalasHapusmungkin apa yang Bapak utarakan mengenai hakekat pembelajaran mengalami pradigma yang terus bergeser sesuai dengan perkembangan zaman dan pola pikir manusia memandang belajar itu sendiri, dan menurut Colin dan Malcolm di abad ke 21 ini kita harus menfasilitasi kehebatan berpikir manusia dalam memanfaatkan fungsi otak baik itu siswa maupun kita sendiri sebagai pembelajar pendidikan, dengan hal ini kita akan melihat kehebatan-kehebatan manusia yang berpikir dengan dengan memanfaatkan otak kiri dan otak kanan.
dan pada akhirnya mari kita bersiap dengan keanekaragaman teori belajar pada abad yang berjalan cepat dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuannya.
Mengawali dengan pengalaman pribadi; Saya sewaktu belajar di SMA termasuk siswa yang baru bisa memahami lebih mendalam materi pelajaran setelah diulang-ulang berkali-kali. Ini alasan mengapa saya wajib belajar dan membuka buku kembali setiap sebelum tidur, tujuannya satu, supaya saya tidak tertinggal materi pelajaran yang sudah diajarkan.
BalasHapusBerangkat dari pengalaman itu, akhirnya saya sepakat dengan apa yang diuraikan pada artikel diatas bahwa memang pada intinya setiap peserta didik memiliki cara dan gaya belajar masing-masing. Hal ini yang mendorong para pelaku pendidikan (dalam hal ini guru) untuk dapat memahami hakikat belajar secara utuh, dimana proses belajar yang berkualitas tentu akan menciptakan hasil yang berkualitas pula.
Perkembangan pemikiran hakikat belajar dewasa ini terus menggiring kita pada pemahaman bahwa hasil belajar yang baik perlu melewati proses yang panjang (guru harus mengenal siswa secara utuh baik karakter dan segala kebutuhannya, guru memilih materi, metode serta media yang tepat dll). Inilah yang akhirnya menjadi perhatian kita khususnya para pengembang teknologi pendidikan dalam menciptakan kondisi belajar yang dapat mendorong pada hasil yang berkualitas.
Pada dasarnya proses belajar mengajar dapat mennyatukan setiap komponen dalam pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, media pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Seorang guru harus dapat memahami setiap komponen sistem pembelajaran tersebut.
BalasHapusDidalam lingkungan keluarga, peran orangtua sangat penting dalam perkembangan anaknya. Orangtua sebaiknya dapat mengontrol dan mengawasi segala aktifitas yang dilakukan anaknya misalnya membuat jadwal kegiatan yang harus dilakukan anak, termasuk dalam hal belajar.
Cara belajar setiap anak yang berbeda - berbeda menuntut seorang guru untuk memahami perbedaan individual siswa agar hasil yang diaharapkan dapat tercapai.
Jadi, peningkatan mutu pendidikan tidak hanya tanggung jawab pihak sekolah (guru) tetapi semua yang terlibat di dalamnya (siswa, orangtua, guru ,dan masyarakat serta lembaga yang terkait).
hadeuuhhh...punten temen2,bpk2, ibu2....komentarnya salah halaman,,komentar tersebut untuk Tingkah Laku belajar ...^^
HapusSeperti yang Bapak katakan, belajar itu merupakan sesuatu yang beragam, baik dari proses maupun hasilnya. Prosesnya pun ada yang disengaja dan ada yang tidak disengaja. Banyak faktor keberagaman yang mempengaruhi hasil belajar seperti motivasi rendah, lingkungan tempat tinggal tidak kondusif, keluarga dan lainnya.
BalasHapusSaya merasa sampai kapanpun kita tidak akan pernah bisa menyamaratakan suatu hasil belajar, karena keberagaman faktor tadi, terlebih ini berkaitan dengan faktor psikologi yang mana akan sukar sekali untuk diteliti dan dimanipulasi.
Pada hakekatnya belajar adalah proses dari tidak tahu menjai tahu. Manusia diwajibkan untuk belajar sepanjang hidupnya sesuai fitrahnya, dalam dunia pendidikan pun kita kenal dengan istilah "long life learning"
BalasHapusPerkembangan zaman telah menggeser hakikat pembelajaran dari masa ke masa, keanekaragaman teori telah memberiakan pengaruh terhadap pengertian belajar yang terus berkembang bersama perkembangan teknologi yang mempengaruhi proses pembelajaran. Perkembangan teknologi memudahkan belajar bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.
Secara awam banyak yang mengartikan belajar sebagai proses transfer informasi, sehingga terjadi suatu perolehan pengetahuan pada diri individu. Ada pribahasa yang mengatakan bahwa belajar itu dari ayunan sampai ke liang lahat. Hal ini menyatakan bahwa pada hakekatnya proses belajar itu sepanjang hayat. Mengingat proses belajar sepanjang hayat, proses belajar ini dapat terjadi dimana saja dan dengan siapa saja. Untuk lingkungan formal proses pembelajaran dapat dilakukan di lembaga pendidikan. Untuk itu proses belajar pada lembaga pendiidkan formal akan dipengaruhi oleh teori teori belajar tertentu. Salah satunya menurut teori belajar behavioristik.
BalasHapusMenurut teori behavior, bahwa hakekat belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu.Agar terjadinya perubahan tingakah laku pada individu, maka ada banyak fakor yang mempengaruhinya. Sebagai manusia, individu yang melakukan kegiatan belajar, faktor potensial pribadi akan mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar. Salah satunya seperti faktor kecerdasan intelektual pribadi akan mempengaruhi keberhasilan belajar. Untuk itu dalam proses belajar merupakan hal yang wajar apabila terdapat keberagaman hasil belajar.
Selanjutnya, mengenai defini belajar, karena beragamnya defini belajar, sangat sulit untuk menetapkan suatu generalisasi yang berlaku universal bagi hakekat belajar. Hal ini tergantung dari sudut pandang seseorang memandang hakekat beajar itu sendiri.