Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Depdiknas (2008: 23) kata belajar berasal dari
kata “ajar” yang bermakna “petunjuk yang diberikan kepada orang
supaya diketahui (diturut)”. Kata belajar dimaknai dengan tiga (3) pengertian
yaitu: “1) berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu; 2) berlatih; dan
3) berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman”. Tiga
pengertian tersebut menunjukkan adanya
usaha dari pebelajar untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan melalui pengalaman belajar sehingga
memiliki perubahan tingkah laku atau tanggapan terhadap sesuatu objek. Usaha
itu sendiri ditunjukkan oleh aktivitas
memperhatikan, mendengarkan, membaca, dan melatih. Melalui usaha
tersebut peserta belajar memperoleh, menganalisis, membandingkan, dan menyimpan
informasi dalam struktur pengetahuaannya, dan memberikan jawaban atas
rangsangan yang datang kemudian.

Lahirnya tingkah
laku belajar yang berasal dari dalam
diri seseorang, ditunjukkan oleh adanya motivasi yang tumbuh dari dalam diri
akibat adanya keinginan dan kebutuhan yang dirasakan. Keinginan dan kebutuhan
belajar tersebut adakalanya diawali dari
pengaruh lingkungan (external)
yang kemudian mendorong dirinya (internal) sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa ia harus melahirkan tingkah
laku belajar. Usaha pemenuhan kebutuhan belajar tersebut diaktualisasikan
melalui aktivitas belajar yang dilakukan secara individual atau kelompok yang
memiliki kesamaan keinginan untuk mempelajari substansi bahan ajar yang sesuai
dengan kebutuhannya. Konsep dan prinsip belajar yang terkandung dalam pemahaman
tersebut dikembangkan melalui teori belajar Humanisme. Teori belajar ini
memaknai belajar sebagai aktualisasi diri dalam memenuhi kebutuhan belajar yang
lahir dari dalam diri seseorang.

Pemaknaan belajar
yang terjadi pada diri seseorang ditunjukkan pula oleh adanya proses mental
dalam memperoleh dan membangunan struktur pengetahuan pada dirinya. Adakalanya
untuk informasi yang baru, seseorang memperoleh informasi dari hal-hal yang
sudah dikenalnya, mudah dipahami, hal-hal yang kecil dan sederhana yang lama
kelamaan terhimpun menjadi pengetahuan yang komprehensif, lengkap dan sangat
luas. Namun setelah ia memiliki pengetahuan tersebut, ia memiliki kemudahan
untuk membandingkan, menganalisis, menggabungkan, melengkapi bahkan menilai
objek-objek lain yang memiliki keterkaitan dengan pengetahuan yang telah
dimilikinya, yang pada akhirnya dapat
membangun struktur kognitif secara mandiri. Kondisi ini menunjukkan pada banyak
dan sedikitnya pengalaman belajar yang memproses pengetahuan, disamping
kesiapan untuk memberikan respon manakala datangnya informasi yang baru. Konsep
dan prinsip-prinsip belajar yang berkaitan dengan kondisi tersebut banyak
dikaji dalam teori belajar Kognitif. Teori belajar ini mengarahkan pada
pemahaman bahwa belajar adalah proses pembentukan struktur kognitif. Luas dan
tidaknya struktur kognitif tersebut banyak berkaitan dengan proses mental
sesuai dengan pengalaman belajar yang dimiliki untuk menerima, menganalisis,
menghimpun, menyimpan pengetahuan yang diperoleh di dalam memori setiap orang.